Kemasan Plastik vs Kertas: Mana yang Lebih Baik untuk produk Anda?

Dalam kehidupan sehari-hari, kemasan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Hampir semua produk—mulai dari makanan, minuman, kosmetik, hingga elektronik—menggunakan kemasan untuk melindungi, mengawetkan, dan memudahkan distribusi. Dua bahan utama yang paling sering digunakan adalah plastik dan kertas.

Di satu sisi, plastik dikenal murah, praktis, dan tahan lama. Namun, dampaknya terhadap lingkungan menimbulkan kekhawatiran besar. Di sisi lain, kertas dianggap lebih ramah lingkungan, tetapi memiliki keterbatasan daya tahan dan biaya.

Diskusi mengenai kemasan plastik vs kertas bukan hanya soal kelebihan dan kekurangan teknis, tetapi juga terkait regulasi pemerintah, tren global industri, serta preferensi konsumen modern. Artikel ini akan membahas secara komprehensif, lengkap dengan contoh nyata untuk industri kosmetik (body lotion) agar lebih mudah dipahami.


Sejarah Singkat Kemasan Plastik dan Kertas

Plastik

Plastik mulai digunakan secara luas sejak pertengahan abad ke-20 karena sifatnya yang ringan, fleksibel, dan tahan lama. Produk sekali pakai seperti kantong belanja, botol minuman, dan sedotan plastik menjadi booming. Di Indonesia, popularitas plastik meningkat pesat sejak 1980-an seiring dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman kemasan.

Kertas

Kertas sebagai kemasan jauh lebih tua. Sejak abad ke-19, kertas digunakan untuk membungkus roti, makanan ringan, hingga barang-barang kecil. Pada awal 2000-an, seiring meningkatnya kesadaran lingkungan, kemasan kertas kembali populer sebagai alternatif terhadap plastik sekali pakai.


Kelebihan dan Kekurangan Kemasan Plastik

Kelebihan

  1. Biaya rendah → Produksi massal sangat murah.
  2. Tahan lama → Tidak mudah robek atau bocor.
  3. Ringan → Mengurangi ongkos logistik.
  4. Fleksibel → Bisa dibuat transparan, berwarna, atau bentuk unik.
  5. Tahan cairan → Ideal untuk produk basah, minyak, atau cairan kosmetik.

Kekurangan

  1. Sulit terurai → Butuh ratusan tahun untuk terurai di alam.
  2. Polusi mikroplastik → Masuk ke rantai makanan laut dan berisiko kesehatan.
  3. Bahan baku fosil → Bergantung pada minyak bumi.
  4. Citra negatif → Konsumen modern makin menolak plastik sekali pakai.

Kelebihan dan Kekurangan Kemasan Kertas

Kelebihan

  1. Mudah terurai → Ramah lingkungan, cepat hancur di tanah.
  2. Dapat didaur ulang → Bisa diolah jadi kertas atau karton baru.
  3. Citra positif → Konsumen mengasosiasikan dengan eco-friendly.
  4. Ringan dan mudah disimpan.
  5. Mendukung branding premium → Cocok untuk produk kosmetik atau makanan organik.

Kekurangan

  1. Kurang tahan air/minyak → Mudah rusak jika terkena cairan.
  2. Mudah sobek → Tidak sekuat plastik.
  3. Lebih mahal → Produksi kertas food-grade relatif tinggi biayanya.
  4. Butuh sumber daya alam → Masih bergantung pada pulp/kayu, meski banyak yang berasal dari daur ulang.

Regulasi Kemasan di Indonesia

Plastik

  • Perpres No. 97 Tahun 2017 (Jakstranas) → Target pengurangan sampah 30% di tahun 2025.
  • Pergub Bali No. 97 Tahun 2018 → Larangan plastik sekali pakai (kantong, sedotan, styrofoam).
  • Pergub DKI Jakarta No. 142 Tahun 2019 → Larangan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan.
  • Permendag No. 6 Tahun 2013 → Wajib label daur ulang pada kemasan plastik tertentu.

Kertas

  • SNI 6128:2015 → Standar keamanan kemasan kertas/karton untuk makanan.
  • Gerakan Indonesia Bersih (2015–2019) → Dorongan penggunaan alternatif kemasan ramah lingkungan, termasuk kertas.
  • Insentif daerah → Beberapa pemerintah daerah mendukung UMKM beralih ke kertas ramah lingkungan.

Tren Global Kemasan

  • Uni Eropa → Melarang plastik sekali pakai sejak 2021.
  • AS → Beberapa negara bagian melarang kantong plastik sekali pakai.
  • China → Menargetkan bebas plastik sekali pakai pada 2025.
  • Indonesia → Mengikuti tren global melalui perda larangan plastik di berbagai kota.

Dampak Ekonomi

  • Plastik lebih murah → Cocok untuk produk massal dengan margin tipis.
  • Kertas lebih mahal → Tapi memberi nilai tambah dari sisi branding eco-friendly.
  • UMKM → Bisa pakai solusi hybrid (kertas dengan lapisan tipis plastik daur ulang).
  • Retail besar → Menjual tas kertas atau reusable bag sebagai alternatif kantong plastik.

Dampak Lingkungan

Plastik

  • Menyumbang lebih dari 60% sampah laut Indonesia (KLHK, 2022).
  • Mikroplastik ditemukan dalam air minum, garam, bahkan udara.

Kertas

  • Lebih cepat terurai dibanding plastik.
  • Namun, produksi kertas juga menyumbang emisi karbon jika tidak memanfaatkan daur ulang.

Solusi Alternatif Kemasan

  1. Bioplastik dari Singkong atau Jagung
    • Contoh body lotion: Botol dibuat dari bioplastik berbasis singkong (PLA).
    • Keunggulan: Lebih ramah lingkungan, tahan cairan.
    • Kekurangan: Biaya lebih mahal dibanding plastik konvensional.
  2. Kemasan Kertas dengan Lapisan Bioplastik
    • Contoh body lotion travel size: Sachet kertas food-grade dengan lapisan biofilm tipis.
    • Keunggulan: Lebih ramah lingkungan, tetap tahan cairan.
    • Kekurangan: Tidak semua fasilitas bisa mendaur ulang kombinasi kertas-biofilm.
  3. Refill Pouch Daur Ulang
    • Contoh kosmetik: Brand menyediakan pouch isi ulang untuk body lotion. Konsumen membeli botol utama sekali, lalu membeli refill berikutnya.
    • Keunggulan: Mengurangi penggunaan botol baru, distribusi lebih efisien.
    • Kekurangan: Perlu edukasi konsumen untuk membiasakan membeli refill.
  4. Kemasan Biodegradable atau Edible
    • Contoh sample kosmetik: Sachet 10 ml menggunakan kemasan berbasis rumput laut yang biodegradable 100%.
    • Keunggulan: Ramah lingkungan, cocok untuk kampanye brand eco-friendly.
    • Kekurangan: Masih jarang tersedia di Indonesia, biaya lebih tinggi.

Panduan Bagi Pelaku Usaha (Contoh Body Lotion)

  1. Kenali Target Pasar
    • Konsumen remaja & mahasiswa → sachet kertas ramah lingkungan dengan harga terjangkau.
    • Konsumen kelas menengah ke atas → botol bioplastik elegan atau kaca dengan sistem refill.
  2. Patuhi Regulasi Lokal
    • Jika beroperasi di daerah dengan larangan plastik sekali pakai (Bali, Jakarta), gunakan refill pouch atau kertas food-grade.
    • Sertakan label daur ulang sesuai Permendag No. 6 Tahun 2013.
  3. Gunakan Branding “Eco Packaging”
    • Tambahkan klaim seperti “Botol ini 50% dari plastik daur ulang” atau “Refill mengurangi 70% sampah plastik”.
    • Cocok untuk konsumen kosmetik yang peduli gaya hidup berkelanjutan.
  4. Efisiensi Distribusi
    • Refill pouch lebih ringan daripada botol → mengurangi ongkos logistik.
    • Desain ramping memudahkan stacking dalam karton distribusi.
  5. Berinovasi & Edukasi Konsumen
    • Kampanye: “Bawa botol lama, dapat diskon 20% untuk isi ulang body lotion”.
    • Edukasi konsumen bahwa membeli refill ikut menjaga lingkungan.

Kasus Nyata di Indonesia

  • Bali → Larangan plastik membuat banyak UMKM makanan & kosmetik beralih ke kertas atau anyaman bambu.
  • Jakarta → Retail modern menjual tas kertas (Rp2.000–Rp5.000) sebagai pengganti kantong plastik.
  • Industri F&B & kosmetik → Sedotan plastik diganti kertas, dan refill pack makin populer untuk sampo & lotion.

Kesimpulan

Perdebatan plastik vs kertas tidak sesederhana “mana lebih baik”. Plastik unggul di efisiensi biaya dan daya tahan, sementara kertas unggul di citra ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia sudah mengarahkan industri untuk mengurangi plastik sekali pakai, dan konsumen makin peduli pada sustainability.

Untuk pelaku usaha kosmetik seperti body lotion, pilihan terbaik adalah strategi hybrid:

  • Gunakan botol utama dari bioplastik atau kaca.
  • Sediakan refill pouch ramah lingkungan untuk mengurangi sampah.
  • Komunikasikan nilai keberlanjutan ke konsumen.

Pada akhirnya, pilihan kemasan bukan hanya soal melindungi produk, tetapi juga membangun reputasi merek, memenuhi regulasi, dan menjaga lingkungan untuk generasi berikutnya.

Nah, kini kita sudah lebih paham bahwa baik kemasan plastik maupun kertas, keduanya menawarkan manfaat dan tantangan masing-masing, yang harus dipertimbangkan dengan cermat oleh produsen, konsumen, dan pelaku industri. Mana yang lebih baik, kembali pada kebutuhan setiap bisnis.

Berakhir sudah pembahasan terkait dua jenis kemasan ini, jika Anda tertarik untuk mengetahui berbagai informasi inovasi kemasan yang tak kalah menarik lainnya, yuk kunjungi DermaPACK

Recommended Posts